Ir Soekarno atau yang kerap disapa Bung Karno merupakan salah satu tokoh penting dalam kemerdekaan Indonesia. Bung Karno harus melalui berbagai rintangan yang mematikan baik sebelum maupun sesudah kemerdekaan Indonesia. Banyak teror yang harus dihadapinya. Bahkan Bung Karno penrah mengatakan bahwa ia pernah mengalami lebih dari tujuh serangan terorisme namun tak ada satupun yang berhasil, hal tersebut disampaikannya dalam pidato pelengkap Nawaksara. Berikut ini adalah penjabarannya:
Peristiwa ini terjadi pada 30 November 1957 saat Bung Karno hendak menghadiri peringatan ulang tahun ke-15 Perguruan Cikini. Senjata yang digunakan adalah granat tangan. Seperti yang dilansir oleh sindonews.com (16/01/2016) sebanyak 10 orang tewas dalam serangan ini dan 48 anak-anak sekolah luka-luka. Salah satu korban meninggal adalah Inspektur Polisi I Oding Suhendar yang menjadi salah satu anggota pengawal presiden. Para pelaku akhirnya mendapat ganjaran hukuman mati.
Daniel Maukar dengan pesawatnya (cybersulutnews.co.id)
Peristiwa ini terjadi pada 9 Maret 1960. Tepat pada siang hari sebuah suara ledakan terdengar di Istana Negara. Ledakan tersebut disebab oleh kanon berukuran 23mm yang diluncurkan oleh pesawat Mig-17. Pesawat tersebut dipiloti oleh salah satu Letnan TNI AU yang dipengaruhi Permesta, Daniel 'Tiger' Maukar. Seperti yang dilansir sindonews.com (16/01/2016) dalam memoarnya Jendral Polisi (Purn) Dr H Moehammad Jasin mengatakan bahwa serangan Maukar ditujukan untuk membunuh presiden dan seluruh peserta sidang DPA yang dipikirnya sedang bersantap siang di ruang makan Istana Presiden. Aksi ini gagal karena ruang sdang dipindahkan dan saat itu tidak ada acara makan siang karena para peserta sedang melangsungkan ibadah puasa.
Peristiwa percobaan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno terjadi lagi, kali ini terjadi di jembatan Rajamandala. Peristiwa ini terjadi pada April 1960. Aksi percobaan pembunuhan ini ditujukan kepada Presiden Soekarno dan Perdana Menteri Uni Soviet, Nikita Kruschev. Ketika berada di Jembatan Rajamandala keduanya diserang, namun keduanya berhasil selamat karena kesigapan pasukan pengawal presiden. Peristiwa ini pun dikenal menjadi Peristiwa Rajamandala.
Upaya pembunuhan Presiden Soekarno terjadi lagi, namun kali ini terjadi di Makassar. Peristiwa ini terjadi pada 7 Januari 1962 saat Soekarno hendak menghadiri acara di Stadion Mattoangin. Iring-iringan mobil presiden tiba-tiba dilempari granat, namun Presiden Soekarno berhasil selamat karena granat tersebut mengenai mobil yang lain. Pada 15 Januari 1962 dua warga Belanda ditangkap atas peristiwa ini.
5. Penembakan Idul Adha
Peristiwa ini terjadi ketika Presiden Soekarno sedang melangsungkan ibadah sholat Idul Adha di Masjid Baiturahim, 14 Mei 1962. Seperti yang dilansir sindonews (16/01/2016) sang penembak berada empat shaf di belakang Presiden Soekarno, namun tembakan itu tidak mengenai Soekarno. Peluru yang meleset itu malah mengenai sang imam sholat, yang pada saat itu dipimpin oleh Ketua DPR GR, KH Zainul Arifin. Pelaku penembakan tersebut adalah Haji Bachrum, tersangka dijatuhi hukuman mati, namun Presiden Soekarno justru memberinya grasi.
6. Serangan Mortir oleh Kelompok Kahar Muzakar
Peristiwa ini terjadi di Makasar pada tahun 1960-an saat iring-iringan Presiden Soekarno keluar dari dari Lapangan Terbang Mandai. Peluru melest jauh dari iring-iringan presiden. Sekali lagi Presiden Soekarno selamat dari upaya pembunuhan. Pelaku dari serangan ini dipercaya sebagai anak buah Kahar Muzakar yang saat itu menjadi pimpinan DI/TII di Sulawesi Selatan.
Seperti yang dilansir news.detik.com (11/09/2017) peristiwa ini terjadi pada Desember 1964. Saat itu iring-iringan kendaraan Presiden sedang dalam perjalanan dari Bogor menuju Jakarta. Kendaraan yang melaju pelan tersebut tiba-tiba dilempari sebuah granat. Untungnya iring-iringan kendaraan tersebut sudah menjauh dari jangkauan lemparan granat.
